Tuesday, July 21, 2009

Kejujuran

Assalammu'alaikum...

Kejujuran seperti mata uang yang bisa berlaku di mana saja. Siapa pun yang memilikinya, ia akan diberi penghargaan yang tinggi oleh orang-orang yang disekitarnya. Hanya orang yang tidak waraslah yang tak mau menghargai kejujuran seseorang. Ya... bisa diartikan orang orang yang suka berbohong itu orang tidak waras, karena mereka tidak tahu betapa berharganya sebuah kejujuran itu.

Tentang sebuah kejujuran, ada suatu kisah yang teramat penting untuk kita selami intisarinya. Kisah tersebut bercerita tentang seorang pengemis buta. Begini eritanya.

Suatu saat, dalam keadaan sore menjelang malam, pengemis buta tersebut meminta-minta pada seseorang. Orang itu pun tak sulit diminta, ia segera mengaluarkan sekeping uang. Esoknya, si pengemis buta itu mendatangi tukang warung tempat si pengemis berytang. “Berapa utang saya semuanya, hitunglah! Kebetulan saya tadi malam ada seseorang yang mengasih uang,” kata si pengemis buta kepada pemilik warung.

Ketika si pengemis buta tadi menyerahkan sekeping uang, betapa kagetnya si tukang warung, karen auang yang di serahkan si pengemis buta tersebut adalah uang dinar atau uang emas yang nilainya cukup besar. Biasanya si pengemis hanya menerima uang dirham alias perak.

“Dari mana kamu mendapatkan uang dinar ini?” tanya si tukang warung. “Uang itu diberikan oleh seseorang kemarin sore,”jawab si buta. “Cepat kembalikan, jangan-jangan dia salah memberikan uang itu. Mingkin dikiranya uang dirham,” lanjut si tukang warung.

Si pengemis buta itu pun kemudian mencari orang yang semalam memberinya uang,setelah ketemu ia pun berusaha mengembalikan uang dinar tersebut, barangkali karena keadaan cukup gelap sehingga sulit membedakan uang dinar dan dirham.

Akan tetapi lelaki yang telah mengasih uang dinar tersebut telah merelakan uangnya, malah ia meminta si pengemis buta agar datang setiap bulan untuk mengambil jatah keperluan sehari-harinya.

Dari kisah yang sederhana tadi ada yang menarik perhatian kita. Baik si pengemis buta maupun si tukang warung sulit dibedakan mana yang paling jujur. Si pengemis bisa saja tidak mengembalikan uang tersebut, apalagi jumlahnya cukup besar. Demikian pula si tukang warung, dia bisa saja untuk menerima dari si pengemis dan tak usah memberitahukan bahwa uang tersebut adalah uang dinar.

Kalau kejujuran tumbuh begitu merata, seperti tergambar dalam kisah tadi, maka rasanay pas kata pepatah “Hidup di atas tanah lebih baik daripada di bawah tanah.”

Kejujuran dalam Islam dapat dikatakan sebagai intisarinya agama. Rasulullah SAW yang kita cintai adalah seorang manusia yang menjadikan kejujuran sebagi modal utama hidupnya, sehingga ia menjadi manusia agung. Ketika sebelum diangkat menjadi Rasul gelar”Al-Amin”(orang terpercaya) sudah di sandangnya.

1. ORANG JUJUR dan KUAT

IBNUL QAYYIM AL JAUZIYAH, menyatakan, orang jujur yang kuat, adalah orang yang betah bersama Allah, baik pada saat banyak orang maupun pada saat menyendiri.

“Adapun orang yang betah bersama Allah saat menyendiri saja, tak pernah betah tat kala banyak orang adalah orang jujur namun lemah. Dan orang yang betah bersama Allah di tengah orang banyak, namun tidak betah tat kala menyendiri dan sepi, ia orang sakit.”

2. PANGKAL AHLAK TERPUJI dan TERCELA

“AHLAK terpuji bersumber dari sabar, berani, adil, pemuarh, penyantun, pemaaf, memelihara kesucian, tabah, mendahulukan orang lain, jujur, menghargai jasa orang lain” kata Ibnul Qayyim. Sedangkan sumber ahlak tercela, beliau menunjukkan kibr (sombong) yang melahirkan bangga diri, zalim, hasad, ujub, tirani, senang popularitas, rakus, licik dan kikir

Comments :

2 komentar to “Kejujuran”

Aneuk Nanggroe said...
on 

Gak..! ada..gak ada lagi yg jujur kayak Pengemis dan pemilik Warung itu..! mungkin sy ato anda gak akan bisa jujur..! jangan kan sm org lain, terkadang sama Istri aja kita gak bisa jujur..! iya kan??
konon lagi Pejabat Indonesia..! parah sob.. Wakil Rakyat aja Penipu..! gimana Rakyatnya.. Gimana Pemimpin Rakyatnya.. Sulit Sob..! akhirnya mari kita tanya ke masing-masing pribadi.. sudah Jujurkah Saya??

PeriodSpaces said...
on 

Good blog!

Post a Comment

 

Copyright © 2009 by Barokah Blog